Rajah biasanya merupakan sekumpulan huruf-huruf atau kalimat (yang terpenggal) membentuk suatu gambar tertentu yang dipercayai sebagai penyembuh, kesaktian, keselamatan atau pengasihan. Bentuk dan jenis hurufnya bermacam-macam, sebagian bisa dibaca dan ada yang hanya berupa huruf saja. Ada yang terkumpul seperti bulatan, kotak, segitiga dan semacamnya. Metodenya, ada yang dicampurkan air putih untuk minum atau mandi. Ada yang disuruh dimasukkan dompet, dikalungkan, ditaruh di bawah bantal atau kasur. Nah, di antara rajah-rajah yang ada biasa menggunakan tulisan Arab, bahkan menggunakan ayat Al Qur’an.
Sekilas Tentang Rajah
Dari beberapa blog atau web dukun yang bergelar “Ki …” (semacam Ki Umar, dst) atau “wongalusaceh” (sang dukun ahmaq) kami peroleh berbagai macam cerita tentang cara membuat rajah atau azimat. Perdukunan dan klenik saat ini memang telah mengikuti perkembangan zaman, sampai-sampai banyak blog atau web yang sudah kami telusuri. Mereka menyediakan beberapa alat klenik, seperti azimat, rajah, jimat pemikat (pelet) dan semacamnya. Pemasanan dilakukan via blog dan siap dikirimkan dengan biaya ongkos kirim + uang 100 ribu ( gaya mengemis wongalusaceh). Info singkat tentang rajah di sini perlu kami utarakan guna menjelaskan hukum rajah lebih lanjut.
RAJAH (wifiq) adalah benda mati yang dibuat sesorang yang mempunyai ilmu hikmah tingkat tinggi, agar didalam RAJAH itu mempunyai kekuatan gaib. RAJAH yang ditulis oleh ahli ilmu hikmah biasanya berupa tulisan arab, angka2, gambar, huruf2 tertentu atau simbol2 yang diketahui hanya oleh yang membuatnya. Di dalam RAJAH terdapat kode sandi yang sangat banyak sekali kurang lebih sekitar 10.333 kode sandi. Didalam rajah yang dibuat itu biasanya, sudah mengandung kekuatan gaib dan sudah berkhodam. (indospiritual.com, perguruan sinar buana surabaya)
Dalam menulis rajah pun mesti ada aturan. Tidak bisa asal-asalan.
Di dalam menulis RAJAH itu ada aturan, tata cara, waktu dan sarana yang harus ditaati, apabila ada salah satu tata cara menulis RAJAH tidak ditaati maka fungsi RAJAH yang ditulis pun tidak sempurna dan reaksinyapun sangat lama sekali , walaupun tetap bisa digunakan ala kadarnya. Di dalam menulis RAJAH harus suci terlebih dahulu bagi yang muslim, bagi non muslim cukup wudhu sebisanya, dan menulis RAJAH itu juga ada ilmu khususnya. Untuk menulis RAJAH bisa menggunakan pensil, pena, sepidol atau yang menurut anda bisa digunakan menulis. (indospiritual.com, perguruan sinar buana surabaya)
Dalam menulis rajah harus dengan aturan tertentu, seperti dalam keadaan suci, harus khusyu’ ketika menulis, nafas harus cepat keluar lewat lubang hidung sebelah kanan atau bisa dengan tahan nafas dan memakai wewangian ketika menulis. Sampai-sampai dianjurkan ketika membuat rajah dengan menghadap kiblat (rohjati.blogspot.com).
ia terdiri dari 9 musallat, dikelilingi oleh 4 ayat mahabbah, dan puluhan asma Allah yang berhubungan dengan cinta kasih. terdapat 4 khodam langit, dan 4 khodam bumi, lengkaplah sebagai kekuatan penarik mamfaat bila Allah mengijabahi, mesti dibuat pada waktu purnama, pada hari senin pada waktu pertama, atau waktu qamar pada hari lainnya, kalau tampa memakai ayat dan asma disekelilingnya, pandanganlah setiap hari dengan membaca ayat Allahu latifum bi’ibadihi hingga akhir ayat. beberapa ratus kali, selamat mencoba semoga berhasil, yang paling penting anda cuma waktu satu jam, untuk menuliskannya, jadi sebaiknya banyak melatih kecepatan sebelum menuliskannya, karena semua ayat dan asma harus dibaca dalam pengisiannya.( promosi menipu wongaluaceh.wordpress.com di sini )
Lihat saja ritual yang aneh yang mereka persyaratkan ketika membuat rajah. Dari mana mereka dapatkan bahwa hanya menulis harus dengan bersuci, lebih-lebih lagi tahan nafas dan nafas harus keluar cepat, ditambah lagi menulis saja kok harus pakai wewangian, harus bulan purnama waktu qamar dll.
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (QS. Asy Syura: 21). Dari mana para dukunn tersebut mensyariatkan adanya ibadah tertentu dalam penulisan rajah?! Apakah itu wangsit dari jin atau setan atau khodam mereka? Subhanallah …. Ini baru bantahan dari satu sisi dalam hal penulisan rajah. Namun bukan di sini inti pembahasan kami.
Berikut ini satu contoh lagi ajaran bid’ah yang dibuat-buat oleh para dukun yang tidak berdasarkan dalil sama sekali.
Sebelum melakukan penulisan rajah diawali membaca doa ini 3 x: “Bismillahir rohmanir rohim. Qul uhiya ilay’ya anahustama’a nafarun minal jinni wa bihaqqi Kaf Haa Yaa Aiin Shood wa bihaqqi Haa Miim AiinSiin Qoof”
Kemudian dilanjutkan dengan melakukan meditasi sejenak (menjalin energi ghaib) setelah itu baru dilakukan penulisan rajah.
Rajah yang telah selesai ditulis kemudian dillipat dan dibungkus dengan kain lapis 7, agar tidak mudah rusak dan kotor apabila dibawa-bawa.
Saat akan melipat atau membungkus Rajah bacalah :
Surat Al fatihah (1x)
Innaa fatahnaa laka fat’ham mubiinaa (3x)
(Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata)
Nasrun minallahi wa fat’hun qoribun, wa bas’syiril mu’miniin (3x)
(Artinya: Pertolongan dari Allah dan kemengan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman)
Allohuma sholi ala sayidina muhammadin (3x)
(Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmatmu kepada junjungan kami Muhammad)
Astagfirullah hal ‘adhim (3x)
(Artinya: Aku memohan ampun kepada Allah Yang Maha Agung)
Laa illaaha illaallah (3x)
(Artinya: Tidak ada Tuhan selain Allah)
Inna taqorruban ilallohil aliyyil adhim (3x)
(Artinya: Bahwasanya ini merupakan taqorrub kepada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung) (rohjati.blogspot.com)
Itulah wirid-wirid yang dibaca ketika membuat rajah. Mulai dari membaca beberapa ayat dari surat Al Jin, membaca huruf-huruf muqotho’ah, surat Al Fatihah, ayat dari surat Al Fath, bacaan shalawat, diiringi dengan meditasi.
Atau metode sesat gaya wongalusaceh yang menjelaskan :
AI-IKHLAS |
1002 |
AYAT KURSI |
14238 |
AL-FATIHAH |
9476 |
AYAT 5 10 QAF |
56595 |
Untuk Menemukan Asrarnya Silahkan Baca Sebanyak Bilangan Diatas, Atau Masukkan Kedalam Wifiq (lihat di sini)
Bacaan-bacan ini jelas bacaan mulia dan dinilai sebagai suatu ibadah. Namun menempatkannya sebagai wirid-wirid ketika membuat rajah (azimat) dari manakah dalilnya padahal rajah-rajah ini akan digunakan untuk pelet, penglaris, dsb. Padahal dalam menentukan semacam itu harus dengan dalil. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)
Ada pula wirid yang lucu yang dibaca ketika membuat rajah,
NIAT INGSUN NGAPEK BANYU TELOGO INNA A’TOINA KAL JAWAHIR FASOLLILIROBIKA WANHAR INNASAA NIAKA HUAL ANHAR IYYA KANAK BUDU WAIYYA KANAS TAIN.( DISAAT BACAAN NAS TAIN) TINTA DITEMPELKAN KE KERTAS DILANJUT NULIS RAJAH SAMPAI SELESAI. … Dilihat dari segi bahasa saja sudah sangat lucu dan sungguh mengada-ada bacaan yang satu ini, cuma asal memotong-motong ayat Qur’an. Na’udzu billah …
Aturan lainnya dalam menulis rajah yaitu rajah (azimat) hanya boleh ditulis oleh pewaris yang telah memiliki ijazah. Jika tidak ditulis oleh mereka-mereka, maka azimatnya bisa jadi tidak ampuh karena belum mendapatkan izin. Penulis anggap, “Kenapa mesti dapat izin?” Perasaan kami, karena ini masalah duit saja. Karena untuk mendapatkan ijazah itu butuh duit, ada uang pendaftaran. Intinya ilmu-ilmu penglaris semacam ini ujung-ujungnya kembali pada fulus dan duit sehingga mereka tidak mau tinggalkan karena penghasilan mereka bisa musnah (Rasasejati.wordpress.com menyebutkan cara untuk menjadi pewaris ilmu rajah).
Contoh-contoh rajah, kami tampilkan dalam gambar berikut ini.
Ada beberapa pelajaran tentang rajah yang bisa kami simpulkan guna untuk bahasan selanjutnya:
- Rajah dibuat dengan ilmu khusus (ilmu yang aneh-aneh dan mengada-ada), tidak bisa sembarang orang bisa membuatnya.
- Pembuktian ampuhnya rajah bukanlah dengan cara ilmiah dengan eksperimen. Lihat saja pernyataan para dukun sendiri, “RAJAH yang dibuat menggunakan ILMU RAJAH biasanya bisa ditest menggunakan beberapa cara, dari menggunakan terawangan, getaran, dialog dengan khodam, atau melihat cahaya didalam tulisan dengan doa2 tertentu dll. Selama kita mengetes RAJAH yang kita buat , biasanya kita akan mengalami suatu keanehan keanehan sesuai tata cara mengetes RAJAH , ada yang melihat cahaya didalam RAJAH, ada angin yang tiba2 menerpa kita, ada jin yang mau menampakan pada kita dll sesuai RAJAH yang kita buat.”
- Artinya ini bukanlah sebab yang terbukti secara syar’i seperti madu dan bukan sebab yang terbukti lewat eksperimen ilmiah seperti obat.tapi cara buatnya harus dengan syarat yang ada dalam kitab dan tak boleh meleset sedikitpun, kadang ganguan sangat kentara sewaktu mebuat wifiq ini, saya pernah keringatan menahan asrarnya waktu melakukan wiridnya. ( gaya “keringatan” wongalusaceh.com )
- Untuk menyingkap tentang arti dan makna suatu Rajah dibutuhkan ilmu dan pengetahuan khusus, yang melibatkan hati dan rasa (Spiritual). Biasanya ini hanya diketahui oleh para ahli rajah dan paranormal. Ini menunjukkan bahwa rajah tidak bisa dibaca oleh sembarang orang. Hanya para dukun saja yang bisa. Artinya walaupun yang ditulis adalah tulisan Arab, namun itu belum tentu ada makna dan bisa dibaca.
- Tulisan dalam rajah biasa dengan tulisan Arab dan kadang dengan potongan ayat Al Qur’an.
Lalu bolehkan azimat atau jimat dari ayat Al Qur’an? Ini yang akan kita bahas selanjutnya.
Dalil Larangan Tamimah
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً فَلاَ أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلاَ وَدَعَ اللَّهُ لَهُ
“Barangsiapa yang menggantungkan (hati) pada tamimah (jimat), maka Allah tidak akan menyelesaikan urusannya. Barangsiapa yang menggantungkan (hati) pada kerang (untuk mencegah dari ‘ain, yaitu mata hasad atau iri, pen), maka Allah tidak akan memberikan kepadanya jaminan” (HR. Ahmad 4: 154. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan –dilihat dari jalur lain-).
Dalam riwayat lain disebutkan,
مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ
“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat), maka ia telah berbuat syirik” (HR. Ahmad 4: 156. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy atau kuat. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 492).
Hadits ini menunjukkan bahwa memakai azimat dan rajah termasuk di dalamnya dan dihukumi syirik. Dahulu memang tamimah dimaksudkan untuk gelang dan lainnya yang digunakan sebagai azimat dan sengaja dipakai dengan tujuan untuk mencegah ‘ain, yaitu penyakit mata hasad (iri). Karena pandangan orang yang iri, anak kecil bisa menangis terus menerus dan itulah yang disebut ‘ain. Orang jahiliyah dahulu bahkan di masyarakat kita masih ada yang mencegah penyakit ‘ain ini dengan gelang atau kalung di antara yang disebut dengan ‘benang pawitra’. Para ulama menjelaskan bahwa tamimah, lebih luas dari itu.
Tamimah adalah segala sesuatu yang digantung –di rumah misalnya-, dipakai –berupa kalung atau gelang misalnya-, diikat –berupa sabuk, rompi rajah misalnya-, baik berupa tulisan Arab, dari bacaan Al Qur’an, suatu benda pusaka ataukah dari selainnya, dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat -seperti sembuh dari penyakit atau melariskan barang dagangan, membuat orang lain semakin cinta-, atau untuk mencegah bahaya, -seperti tercegah dari suatu penyakit, sebagai penangkal atau rumah akan dilindungi dari berbagai tindak kejahatan-.
Dari ‘Imron bin Hushain radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَبْصَرَ عَلَى عَضُدِ رَجُلٍ حَلْقَةً أُرَاهُ قَالَ مِنْ صُفْرٍ فَقَالَ « وَيْحَكَ مَا هَذِهِ ». قَالَ مِنَ الْوَاهِنَةِ قَالَ « أَمَا إِنَّهَا لاَ تَزِيدُكَ إِلاَّ وَهْناً انْبِذْهَا عَنْكَ فَإِنَّكَ لَوْ مِتَّ وَهِىَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَداً
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat di lengan seorang pria gelang yang dinampakkan padanya. Pria tersebut berkata bahwa gelang itu terbuat dari kuningan. Lalu beliau berkata, “Untuk apa engkau memakainya?” Pria tadi menjawab, “(Ini dipasang untuk mencegah dari) wahinah (penyakit yang ada di lengan atas). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Gelang tadi malah membuatmu semakin lemah. Buanglah! Seandainya engkau mati dalam keadaan masih mengenakan gelang tersebut, engkau tidak akan beruntung selamanya.” (HR. Ahmad 4: 445 dan Ibnu Majah no. 3531). Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang memakai azimat apa pun tujuannya tidak akan beruntung selamanya. Dan ini tanda bahwa memakai azimat termasuk dosa besar.
Hadits berikut menceritakan bahwa dahulu tamimah itu berupa kalung dan digunakan untuk melindungi unta dari ‘ain dan penyakit lainnya, artinya digunakan sebagai azimat. Sehingga ‘ain itu bukan hanya penyakit hasad pada manusia saja, juga terdapat pada hewan.
عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ أَنَّ أَبَا بَشِيرٍ الأَنْصَارِىَّ – رضى الله عنه – أَخْبَرَهُ أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فِى بَعْضِ أَسْفَارِهِ – قَالَ عَبْدُ اللَّهِ حَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ – وَالنَّاسُ فِى مَبِيتِهِمْ ، فَأَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – رَسُولاً أَنْ لاَ يَبْقَيَنَّ فِى رَقَبَةِ بَعِيرٍ قِلاَدَةٌ مِنْ وَتَرٍ أَوْ قِلاَدَةٌ إِلاَّ قُطِعَتْ
Dari ‘Abbad bin Tamim, bahwasanya Abu Basyir Al Anshori radhiyallahu ‘anhu mengabarkan padanya bahwa ia suatu saat pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebagian safarnya. ‘Abdullah berkata bahwa ia menyangka orang-orang saat itu sedang tidur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengutus seseorang agar tidak membiarkan kalung (dari tali busur) atau kalung pada leher unta melainkan dipotong (HR. Bukhari no. 3005 dan Muslim no. 2115).
Ada pelajaran penting dalam hadits di atas. Inilah pengingkaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap kesyirikan, sampai memotong jimat-jimat yang ada. Dan pengingkaran kesyirikan lebih mesti diprioritaskan daripada pengingkaran pada maksiat lainnya, walaupun itu juga dosa atau termasuk dosa besar. Karena orang yang mengingkari berbagai tradisi kesyirikan, berbagai bentuk sihir dan perdukunan atau klenik, akan membersihkan masyarakat dari berbagai macam khurofarat dan membersihkan negeri kaum muslimin dari bentuk peribadahan pada kubur. Keutamaan mengingkari kesyirikan ini lebih besar dari pengingkaran pada perzinaan, pencurian, korupsi, dan minuman keras. Apalagi yang diingkari adalah syirik akbar yang bisa membuat pelakunya murtad.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
“Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat dan pelet adalah syirik” (HR. Abu Daud no. 3883, Ibnu Majah no. 3530 dan Ahmad 1: 381. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Hadits ini menambahkan bahwa pelet untuk mengikat cinta apa pun bentuknya, baik susuk atau bulu perindu juga termasuk perbuatan syirik.
Dari Ruwaifi’ bin Tsabit berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padanya,
يَا رُوَيْفِعُ لَعَلَّ الْحَيَاةَ سَتَطُولُ بِكَ بَعْدِى فَأَخْبِرِ النَّاسَ أَنَّهُ مَنْ عَقَدَ لِحْيَتَهُ أَوْ تَقَلَّدَ وَتَرًا أَوِ اسْتَنْجَى بِرَجِيعِ دَابَّةٍ أَوْ عَظْمٍ فَإِنَّ مُحَمَّدًا -صلى الله عليه وسلم- مِنْهُ بَرِىءٌ
“Wahai Ruwaifi’, semoga umurmu panjang sepeninggalku. Katakanlah pada orang-orang bahwa siapa saja yang mengikat jenggotnya (dalam rangka sombong atau untuk mempercantik diri seperti wanita, pen) atau memakai kalung atau beristinja’ dengan kotoran hewan atau dengan tulang, maka Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- benar-benar berlepas diri darinya (dari pelaku dan perbuatannya).” (HR. Abu Daud no. 36, An Nasai no. 5067 dan Ahmad 4: 108. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Sahabat Sa’id bin Jubair radhiyallahu ‘anhu berkata,
من قطع تميمة عن إنسان كان كعدل رقبة
“Barangsiapa yang memotong tamimah dari seseorang, maka ia seperti membebaskan seorang budak” (Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah, 5: 36).
Tamimah dari Ayat Al Qur’an
Bagaimana jika tamimah atau jimat berasal dari Al Qur’an? Seperti seseorang menggantung mushaf Al Qur’an di rumahnya untuk melindungi rumah dari gangguan dan makhluk jahat, atau menggantungkan surat Al Ikhlas di dadanya. Semisal ini pula yaitu menggantungkan ayat kursi di dinding rumah agar rumah tidak kemasukan setan dan makhluk jahat.
Untuk masalah tamimah berasal dari Al Qur’an para ulama berselisih pendapat. Sebagian ulama memberikan keringanan, sebagian lagi tetap melarang. Di antara yang berpendapat demikian adalah Ibnu Mas’ud. (Lihat Kitab Tauhid, Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab)
Dalil ulama yang membolehkan tamimah dari Al Qur’an yaitu di antaranya firman Allah Ta’ala,
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Al Isro’: 82).
Ulama yang melarang tamimah dari Al Qur’an beralasan:
Pertama, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
“Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat dan pelet adalah syirik”. Hadits ini umum menunjukkan seluruh tamimah, baik dari Al Qur’an atau selainnya. Jadi seluruh tamimah itu syirik. Namun mengatakan bahwa tamimah dari Al Qur’an itu syirik tidaklah tepat karena yang digantung adalah kalamullah.
Kedua, tamimah yang berasal dari Al Qur’an bisa jadi dibawa ke tempat kotor seperti toilet sehingga jadinya malah melecehkan Al Qur’an.
Ketiga, tidak bisa dibedakan apakah itu tamimah ataukah itu Qur’an sehingga sulit diingkari.
Keempat, tidak bisa dibedakan manakah ayat Qur’an dan manakah rajah-rajah yang berbau syirik karena sama-sama tulisan Arab. Sehingga seseorang bisa memakainya padahal itu hanyalah tulisan rajah yang tidak bermakna.
Pendapat kedua yang menyatakan tamimah dari Al Qur’an itu terlarang, itulah yang lebih tepat dengan alasan untuk saddudz dzaro’i, yaitu menutup jalan dari hal-hal yang terlarang. Kaedah inilah yang diterapkan dalam Al Qur’an dan As Sunnah.
Adapun mafsadat (kerusakan) dari menggantung tamimah dari Al Qur’an adalah sebagai berikut:
- Bisa membuat rancu, apakah yang digantung itu Al Qur’an ataukah memang azimat.
- Orang yang jahil (bodoh) ketika ia menggantungkan tamimah dari Al Qur’an, maka hatinya bergantung padanya, menganggap bahwa tamimah tersebut punya keistimewaan, bisa membuat rizki lancar, rumah terlindungi, dst. Padahal Al Qur’an itu cuma digantung, tidak dipelajari dan ditadabburi.
- Al Qur’an jadi dilecehkan dan dihinakan, karena tamimah semacam ini bisa dibawa tidur sehingga akhirnya ditindih atau bisa dibawa ke tempat kotor seperti toilet.
Dari sini seseorang tetap tidak boleh atau diharamkan menggunakan jimat, azimat atau rajah dari Al Qur’an. Wallahu a’lam.
Sebenarnya: Rajah Berbeda dengan Tamimah dari Ayat Al Qur’an
Namun sebenarnya rajah yang ada bukanlah dari Al Qur’an. Lihat saja rajah yang ada hanya berupa huruf, bahkan kadang tidak bermakna. Jika memang jelas bukan dari ayat Qur’an, hanya berupa huruf-huruf atau angka-angka Arab saja, jelas syiriknya.
إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
“Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat dan pelet adalah syirik”.
– Lihatlah azimat berikut, jelas tidak bermakna dan tidak diketahui maksud tulisan ini –
Rajah Cuma Sebagai Sebab?
Ini perkataan seorang dukun, di mana kita bisa memesan azimat atau berbagai macam rajah darinya:
Bagi saya, Azimat / rajah hanya sekedar sarana, daya dan kekuatan tetap dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Mulai dari sini kita akan semakin menyadari, bukan hanya sekedar tahu, salah satu keagungan dari asma suci-NYA. (Ki Umar Jogja)
masih sangat luas misteri wifiq ini, kalau kita melihat sepintas kearah wifiq tampa penjabaran seperti ini mungkin kita bingung bagaimana mungkin wifiq bisa menyembuh semua penyakit yang tidak ada obatnya lagi. Semoga syarahan diatas membuka mata kita akan keajaiban ilmu wifiq, dan saya sangat bersyukur atas nikmat yang telah diberikan kepada saya walillahi hamdu. ( Dukun Ahmad (dungu) wongalusaceh)
Inilah keyakinan pengguna rajah secara umum, mereka meyakini rajah hanyalah sebagai sarana atau sebab, sedangkan yang menyembuhkan dan memberikan kekuatan adalah Allah. Keyakinan semacam ini pun tetap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam larang. Coba perhatikan hadits berikut.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat di lengan seorang pria gelang yang dinampakkan padanya. Pria tersebut berkata bahwa gelang itu terbuat dari kuningan. Lalu beliau berkata, “Untuk apa engkau memakainya?” Pria tadi menjawab, “(Ini dipasang untuk mencegah dari) wahinah (penyakit yang ada di lengan atas). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Gelang tadi malah membuatmu semakin lemah. Buanglah! Seandainya engkau mati dalam keadaan masih mengenakan gelang tersebut, engkau tidak akan beruntung selamanya.” (HR. Ahmad 4: 445 dan Ibnu Majah no. 3531). Lihatlah keyakinan pria dalam hadits ini sama persis dengan Ki Umar, yaitu gelang tadi hanyalah sebagai sebab, namun tetap yang menyembuhkan adalah Allah. Ini pun tetap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam larang. Bahkan beliau katakan pemakai azimat semacam ini tidak akan beruntung selamanya. Jadi kita paham bahwa dengan alasan semacam itu pun, tetap azimat dinilai syirik.
Sedangkan jika meyakini bahwa azimat atau rajah itu yang mendatangkan kesembuhan dan kekuatan, bukan Allah, ini lebih parah lagi karena orang yang meyakininya telah terjerumus dalam syirik akbar yang mengeluarkannya dari Islam. Sedangkan yang pertama seperti keyakinan umumnya orang termasuk syirik ashgor (syirik kecil). Namun tetap syirik kecil lebih parah dari dosa besar. Ingat baik-baik hal ini!
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS An Nisa: 48)
Lalu bagaimana dengan obat? Rajah berbeda dengan obat yang telah diuji keampuhannya dari eksperimen ilmiah. Juga beda halnya dengan madu dan hababatus sauda, karena obat-obat ini telah ada bukti otentik dalam berbagai hadits. Sedangkan rajah, tidaklah demikian. Pembuktian rajah hanya melalui khodam atau penentian jin. Ini bukan ilmiah, namun ini mengada-ada. Jadi sekali lagi dalam pengambilan sebab, ingatlah 3 syarat:
- Sebab yang diambil benar terbukti secara syar’i akan ampuhnya atau lewat eksperimen ilmiah.
- Sebab yang telah terbukti tidak menjadi tempat bergantung, namun bergantungnya hati hanyalah pada Allah.
- Keampuhan sebab hanyalah dengan takdir atau ketentuan Allah.
Ya Allah, lindungilah kami dan keturunan kami dari segala macam bentuk kesyirikan. Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
Referensi:
- At Tamhid Syarh Kitabit Tauhid, Syaikh Sholeh bin ‘Abdul ‘Aziz ‘Alu Syaikh, terbitan Darut Tauhid, cetakan pertama, 1423 H.
- Fathul Majid Syarh Kitab At Tauhid, Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh, terbitan Darul Ifta’, cetakan ketujuh, 1431 H.
- Syarh Kitab At Tauhid, Syaikh Hamd bin ‘Abdullah Al Hamd, terbitan Maktabah Ar Rusyd, cetakan kedua, 1431 H.
- Disari dan digubah dari http://www.rumaysho.com
rajah adalah ruqyah(mantra) tertulis….
klo rajah itu syirik. berarti ruqyah juga syirik …
hmm…
kayaknya beberapa teman bernickname “ki” akan muncul komen di sini 🙂
Ki TD pinter, Ki Sehat TD Pamungkas, dll.
bikin mushaf al Quran sebagai jimat? hukumnya tetap tidak boleh. apalagi jaman sekarang beda dengan jaman dahulu. jaman dahulu yang paham al Quran banyak. kalau sekarang yang paham al Quran sedikit. Kalau al Quran dijadikan jimat di masa kini, jadinya orang sekarang bisa menganggap al Quran itu jimat. Padahal al Quran itu Kitab Suci Mulia…. silahkan lihat link ini tentang hukum jimat dengan ayat al Quran http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/hukum-menggunakan-jimat-bertuliskan-ayat2-al-quran.htm
wkwkwwk…,kalian ga fair…,mengharamkan tamimah(jimat) meskipun tulisan al-quran tp meng syar’i kan ruqyah asalkan bacaannya al-quran pdhal kedua hal tsb ada dlm satu hadist yg jelas2 mengharamkan…,ruqyah,tamimah,dan tiwalah adlh syirik….,bnr2 plin-plan menafsirkan hadist semau udelnya sendiri…
“Sesungguhnya mantera-mantera( kecuali bacaan al-quran), jimat-jimat(meskipun tulisan al-qur’an) dan pelet adalah syirik”.
mnrt kalian tafsir hadist ini bnr ga..? bnr2 plin plan maksdnya…,hahaha
Saya kutip dari komen Bung Widjojo di artikel Surat Cinta untuk KD:
Berikut adalah redaksi lengkap hadits shohih yang menyatakan bahwa ruqyah, tamimah, dan tiwalah adalah syirik.
سنن أبي داوود ٣٣٨٥: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ الْجَزَّارِ عَنْ ابْنِ أَخِي زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ قَالَتْ قُلْتُ لِمَ تَقُولُ هَذَا وَاللَّهِ لَقَدْ كَانَتْ عَيْنِي تَقْذِفُ وَكُنْتُ أَخْتَلِفُ إِلَى فُلَانٍ الْيَهُودِيِّ يَرْقِينِي فَإِذَا رَقَانِي سَكَنَتْ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ إِنَّمَا ذَاكَ عَمَلُ الشَّيْطَانِ كَانَ يَنْخُسُهَا بِيَدِهِ فَإِذَا رَقَاهَا كَفَّ عَنْهَا إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكِ أَنْ تَقُولِي كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَذْهِبْ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
Sunan Abu Daud 3385: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al ‘Ala telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah telah menceritakan kepada kami Al A’masy dari ‘Amru bin Murrah dari Yahya bin Al Jazzar dari anak saudara Zainab isteri Abdullah, dari Zainab dari Abdullah ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya jampi-jampi, jimat dan tiwalah (menjadikan seorang wanita mencintai suaminya) adalah bentuk kesyirikan.” Zainab berkata, “Aku katakan, ‘Kenapa engkau mengucapkan hal ini? Demi Allah! Sungguh, mataku telah mengeluarkan air mata dan kotoran. Dan aku bolak-balik datang kepada Fulan seorang Yahudi yang menjampiku, apabila ia menjampiku maka mataku menjadi tenang?” Kemudian Abdullah menjawab, ‘Sesungguhnya hal tersebut adalah perbuatan setan. Setan telah menusuk matanya menggunakan tangannya, kemudian apabila orang yahudi tersebut menjampinya maka setan menahan tusukannya. Sebenarnya cukup bagimu mengucapkan sebagaimana yang diucapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: ‘ADZHIBIL BA`SA RABBAN NAASA ISYFI ANTA ASY SYAAFII LAA SYIFAA A ILLAA SYIFAA`UKA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMAN (Wahai Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit, sesungguhnya Engkau Pemberi kesembuhan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan efek penyakit) ‘.”
Dalam hadits tersebut ternyata ada pengecualian tentang ruqyah, yaitu dengan doa yang diajarkan Rasulullah saw kepada Zainab
Berikut ini juga dalil tentang bolehnya ruqyah:
صحيح البخاري ٥٣٠٠: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ الشَّيْبَانِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْأَسْوَدِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ
عَنْ الرُّقْيَةِ مِنْ الْحُمَةِ فَقَالَتْ رَخَّصَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرُّقْيَةَ مِنْ كُلِّ ذِي حُمَةٍ
Shahih Bukhari 5300: Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid telah menceritakan kepada kami Sulaiman As Syaibani telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Al Aswad dari Ayahnya dia berkata; saya bertanya kepada ‘Aisyah tentang ruqyah (jampi-jampi dari al Qur’an dan As Sunnah) dari penyakit demam, dia menjawab; “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengizinkan ruqyah dari setiap penderita sakit demam.”
ini juga hadits tentang bolehnyha ruqyah:
‘Auf bin Malik Al Asyja’i berkata;
كُنَّا نَرْقِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ فَقَالَ اعْرِضُوا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيهِ شِرْكٌ
“Kami biasa melakukan ruqyah pada masa jahiliyah. Lalu kami bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah! bagaimana pendapatmu tentang ruqyah?’ beliau menjawab, “Peragakanlah cara ruqyah kalian itu kepadaku. Tidak ada masalah dengan ruqyah selama tidak mengandung syirik.” (HR. Muslim no. 4079)
” Sebenarnya cukup bagimu mengucapkan sebagaimana yang diucapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: ‘ADZHIBIL BA`SA RABBAN NAASA ISYFI ANTA ASY SYAAFII LAA SYIFAA A ILLAA SYIFAA`UKA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMAN (Wahai Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit, sesungguhnya Engkau Pemberi kesembuhan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan efek penyakit) ‘.”
sodaraqu lukman mubarok yg kusayang…,bukankah yg diucapkan oleh rasulullah tsb doa ,bkn jampi2…,dan kl brdasarkan dalil2 yg ente kasih .gua bisa menyimpulkan yg rasulullah bolehkan adlah ruqyah yg bermakna doa ,bkn ruqyah yg bermakna jampi2 sekalipun itu bacaan al-quran…,
silahkan ente baca ber-ulang dalil2 ente
jd pengertian ruqyah yg terdpat dlm bbrp hadist yg membolehkan itu bermakna doa.,bukanlah jampi2 yg selama ini banyak dilakukan…,sekalipun itu bacaan alqur’an tp kl diniatkan sebagai jampi2 itu syirik krn sama saja menganggap ada kekuatan lain selain Allah
jd blh tdk nya ruqyah itu bkn krn menggunakan bacaan al-quran atau tdk tp tergantung niatnya…,apakah ruqyah itu sebagai doa/berdoa atau diniatkan sebagai jampi2/mantra yg memiliki kekuatan……
إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
“Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat dan pelet adalah syirik”.
lihat saja arti bahasa arabnya…,disitu diartikan sebagai mantera2/jampi2….
‘Auf bin Malik Al Asyja’i berkata;
كُنَّا نَرْقِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ فَقَالَ اعْرِضُوا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيهِ شِرْكٌ
“Kami biasa melakukan ruqyah pada masa jahiliyah. Lalu kami bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah! bagaimana pendapatmu tentang ruqyah?’ beliau menjawab, “Peragakanlah cara ruqyah kalian itu kepadaku. Tidak ada masalah dengan ruqyah selama tidak mengandung syirik.” (HR. Muslim no. 4079)
coba perhatikan “Kami biasa melakukan ruqyah pada masa jahiliyah ” ,emangnya pada masa jahiliyah udh turun al-quran…?,coba perhatikan dgn teliti hadist itu….
Berhubungan dengan comment Kang PR, ruqyah sebelum Qur’an turun. Orang yg dijampi/diruqyah pada jaman jahiliyah kemudian sembuh, syariatnya apakah sugesti atau energi TD/dath/kratch atau energi apalah namanya yang menyembuhkan pasien ? Trus yg diucapkan kalimat2 nya apa, kan Qur’an belum turun. Yg diperlihatkan kepada Rasul itu teknik gerakan, bacaan atau kedua2nya ?
Bung pisangrebus, yang dalam bahasa Indonesia disebut “mantera” dalam bahasa Arab adalah “ruqyah” (رقية) itu dalam bentuk kata mufrad atau tunggal. kata jamak atau pluralnya “ruqaa” (رقى). Jadi mmenurut dhahir hadits yang disebutkan ruqyah itu mantera. Mantera itu ada yang berwujud doa dan ada yang menggunakan kalimah yang baik. Bukankah kalimat yang terbaik adalah al Quran. dan al Quran adalah kalamullah, firman Allah. Jadi tidak syirik kalau kita menggunakan kalamullah untuk meruqyah.
ini salah satu kutipan terjemahan hadits yang cukup panjang mengenai ruqyah dengan al Quran
Shahabat yang mulia Abu Sa‘id Al-Khudri t berkata:
Sejumlah shahabat Rasulullah n pergi dalam sebuah safar (perjalanan) yang mereka tempuh, hingga mereka singgah di sebuah kampung Arab. Mereka kemudian meminta penduduk kampung tersebut agar menjamu mereka, namun penduduk kampung itu menolak.
Tak lama setelah itu, kepala suku dari kampung tersebut tersengat binatang berbisa. Penduduknya pun mengupayakan segala cara pengobatan, namun tidak sedikit pun yang memberikan manfaat untuk kesembuhan pemimpin mereka. Sebagian mereka berkata kepada yang lain: “Seandainya kalian mendatangi rombongan yang tadi singgah di tempat kalian, mungkin saja ada di antara mereka punya obat (yang bisa menghilangkan sakit yang diderita pemimpin kita).” Penduduk kampung itu pun mendatangi rombongan shahabat Rasulullah yang tengah beristirahat tersebut, seraya berkata: “Wahai sekelompok orang, pemimpin kami disengat binatang berbisa. Kami telah mengupayakan berbagai cara untuk menyembuhkan sakitnya, namun tidak satu pun yang bermanfaat. Apakah salah seorang dari kalian ada yang memiliki obat?” Salah seorang shahabat berkata: “Iya, demi Allah, aku bisa meruqyah. Akan tetapi, demi Allah, tadi kami minta dijamu namun kalian enggan untuk menjamu kami. Maka aku tidak akan melakukan ruqyah untuk kalian hingga kalian bersedia memberikan imbalan kepada kami.”
Mereka pun bersepakat untuk memberikan sekawanan kambing2 sebagai upah dari ruqyah yang akan dilakukan. Shahabat itu pun pergi untuk meruqyah pemimpin kampung tersebut. Mulailah ia meniup disertai sedikit meludah dan membaca3: “Alhamdulillah rabbil ‘alamin” (Surah Al-Fatihah). Sampai akhirnya pemimpin tersebut seakan-akan terlepas dari ikatan yang mengekangnya. Ia pun pergi berjalan, tidak ada lagi rasa sakit (yang membuatnya membolak-balikkan tubuhnya di tempat tidur).
Penduduk kampung itu lalu memberikan imbalan sebagaimana telah disepakati sebelumnya. Sebagian shahabat berkata: “Bagilah kambing itu.” Namun shahabat yang meruqyah berkata: “Jangan kita lakukan hal itu, sampai kita menghadap Rasulullah n, lalu kita ceritakan kejadiannya, dan kita tunggu apa yang beliau perintahkan.” Mereka pun menghadap Rasulullah n, lalu mengisahkan apa yang telah terjadi. Beliau bertanya kepada shahabat yang melakukan ruqyah: “Dari mana engkau tahu bahwa Al-Fatihah itu bisa dibaca untuk meruqyah? Kalian benar, bagilah kambing itu dan berikanlah bagian untukku bersama kalian.”
Hadits di atas diriwayatkan Al-Imam Al-Bukhari t dalam kitab Shahih-nya no. 5749, kitab Ath-Thibb, bab An-Nafats fir Ruqyah. Diriwayatkan pula oleh Al-Imam Muslim t dalam Shahih-nya no. 5697 kitab As-Salam, bab Jawazu Akhdzil Ujrah ‘alar Ruqyah.
ruqyah = mantera = jampi-jampi …. 🙂
@Pak Lukman : Kok pertanyaan saya nggak di jawab ??? Harus adil donk…
” Mereka pun menghadap Rasulullah n, lalu mengisahkan apa yang telah terjadi. Beliau bertanya kepada shahabat yang melakukan ruqyah: “Dari mana engkau tahu bahwa Al-Fatihah itu bisa dibaca untuk meruqyah? Kalian benar, bagilah kambing itu dan berikanlah bagian untukku bersama kalian.”
Saya punya pertanyaan… “Dari mana engkau tahu bahwa Al Fatihah itu bisa dibaca untuk meruqyah ?”.. Ini seakan2 memperlihatkan bahwa Rasululloh tidak pernah mengajarkan kepada sahabat bahwa Al Fatihah bisa dibaca sebagai ruqyah….. Tidak disebutkan Sahabat tersebut tahu dari si A atau si B….
dhahir matan haditsnya “اعْرِضُوا عَلَيَّ رُقَاكُمْ” “perlihatkanlah cara ruqyah kalian padaku”. disini jelas cara ruqyah. otomatis jika meruqyah maka yang ada adalah bacaan ruqyah. kalau untuk lebih jelasnya kita bisa dilihat di Kitab Fathul Bari susunan al HafidhIbnu Hajar al Asqalani dan Syarah Shahih Muslim susunan Imam an Nawawi
Sunnah itu ucapan rosul, perbuatan rosul dan ucapan/perbuatan sahabat yg disetujui rosul. cukup banyak kok hadits2 perbuatan sahabat yg matannya “seperti/seolah2” rosul tidak mengajarkan kepada mereka.
sy pernah baca jaman dulu jampi juga dilakukan umat lain dgn kitabnya (yahudi dan nashoro).. lupa di buku apa :)..
untuk sekarang.. kan ada juga tuh umat nashoro yg jampi pake kitabnya sendiri.. bisa jadi/mungkin mereka juga punya riwayat/sanadnya.. 🙂 mereka juga punya hadits versi mereka kok..
@Mas TD : May I know your real name ?…..Abdi teh sigana mah apal ka Mas TD teh….
Urusan bedah hadits mah..cekap heula ..kirang tepat forumna…. nanti saya ditegur mas Widjojo : “Kalau tidak tahu ilmunya lebih baik diam”..he..he…
“Sunan Abu Daud 3385: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al ‘Ala telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah telah menceritakan kepada kami Al A’masy dari ‘Amru bin Murrah dari Yahya bin Al Jazzar dari anak saudara Zainab isteri Abdullah, dari Zainab dari Abdullah ia berkata,
“Aku pernah mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya jampi-jampi, jimat dan tiwalah (menjadikan seorang wanita mencintai suaminya) adalah bentuk kesyirikan.” Zainab berkata, “Aku katakan,
‘Kenapa engkau mengucapkan hal ini? Demi Allah! Sungguh, mataku telah mengeluarkan air mata dan kotoran. Dan aku bolak-balik datang kepada Fulan seorang Yahudi yang menjampiku, apabila ia menjampiku maka mataku menjadi tenang?” Kemudian Abdullah menjawab,
‘Sesungguhnya hal tersebut adalah perbuatan setan. Setan telah menusuk matanya menggunakan tangannya, kemudian apabila orang yahudi tersebut menjampinya maka setan menahan tusukannya.
Sebenarnya cukup bagimu mengucapkan sebagaimana yang diucapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: ‘ADZHIBIL BA`SA RABBAN NAASA ISYFI ANTA ASY SYAAFII LAA SYIFAA A ILLAA SYIFAA`UKA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMAN (Wahai Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit, sesungguhnya Engkau Pemberi kesembuhan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan efek penyakit) ‘.”
sengaja saya copy lg dan saya pisahkan bbrp kalimat agar lbh jelas..,coba baca lg….
hadist yg panjang itu justru menurut saya semakin menegaskan bawah ruqyah yg bermakna jampi,itu yg dilarang atau syirik. itu lah sebabnya kemudian Abdullah kemudian mencontohkan ucapan rosulullah berupa doa bkn jampi2…
tamimah(jimat) itu syirik (sekalipun tulisan ayat al-quran ),krn meyakini bahwa tulisan itu memilki kekuatan…,sama hal nya dgn ruqyah yg bermakna jampi yg sama2 disebutkan dlm satu hadist tsb menjadi syirik krn jg meyakini bahwa bacaan2 itu memilki kekuatan….
kl bahasa singkat saya meringkas hadist tsb ;
” menjampi/jampi-jampi itu syirik yg seharusnya kalian lakukan adlh berdoa atau mendoakan sebagaimana yg dicontohkan rosulullah ”
menjampi berarti meyakini/mempercayai bahwa apa yg dibaca2kan memilki kekuatan untuk menyembuhkan
sedangkan berdoa/mendoakan adalah memohon pertolongan lsg kpd Allah.
apa msh blm jelas bedanya…? buat saya sih udh terang benderang…,hehehe..
” saparsmansa, on April 18, 2012 at 9:04 pm said:
Berhubungan dengan comment Kang PR, ruqyah sebelum Qur’an turun. Orang yg dijampi/diruqyah pada jaman jahiliyah kemudian sembuh, syariatnya apakah sugesti atau energi TD/dath/kratch atau energi apalah namanya yang menyembuhkan pasien ? Trus yg diucapkan kalimat2 nya apa, kan Qur’an belum turun. Yg diperlihatkan kepada Rasul itu teknik gerakan, bacaan atau kedua2nya ? ”
‘Auf bin Malik Al Asyja’i berkata;
كُنَّا نَرْقِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ فَقَالَ اعْرِضُوا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيهِ شِرْكٌ
“Kami biasa melakukan ruqyah pada masa jahiliyah. Lalu kami bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah! bagaimana pendapatmu tentang ruqyah?’ beliau menjawab, “Peragakanlah cara ruqyah kalian itu kepadaku. Tidak ada masalah dengan ruqyah selama tidak mengandung syirik.” (HR. Muslim no. 4079)
“Kami biasa melakukan ruqyah pada masa jahiliyah ”
bukankah yg dimaksud Auf bin Malik Al Asyja’i itu masa jahiliyah sblm dtgnya rosulullah..,yg artinya jg blm ada al-quran….,berarti ruqyah yg mereka lakukan tdk menggunakan ayat al-quran,tp knp diperbolehkan oleh rosulullah…..
kesimpulan saya ,ruqyah yg mereka lakukan adalah doa/berdoa/mendoakan…..bukan menjampi2/membaca mantra2….
jd sekalipun menggunkan bacaan ayat al-quran tp kl ruqyah yg dilakukan adlh menjampi itu menjadi syirik krn yg diperbolehkan adlh berdoa/mendoakan
doa pun bisa menjadi autosugesti tp kan bkn itu yg dicari dlm berdoa…,sama hal dgn sholat,gerakan2nya jg bisa menyehatkan tp kan bkn sehatnya yg dicari dlm mengerjakan sholat..,tp kepasrahan&keridhoan Allah
lukman mubarok…
“Salah seorang shahabat berkata: “Iya, demi Allah, aku bisa meruqyah. Akan tetapi, demi Allah, tadi kami minta dijamu namun kalian enggan untuk menjamu kami. Maka aku tidak akan melakukan ruqyah untuk kalian hingga kalian bersedia memberikan imbalan kepada kami.”
” Mereka pun menghadap Rasulullah n, lalu mengisahkan apa yang telah terjadi. Beliau bertanya kepada shahabat yang melakukan ruqyah: “Dari mana engkau tahu bahwa Al-Fatihah itu bisa dibaca untuk meruqyah? Kalian benar, bagilah kambing itu dan berikanlah
bagian untukku bersama kalian.”
yg menjadi pertanyaan saya adlah apakah begitu akhlak sahabat rosullullah ,yg hanya akan membantu bila diberi imbalan…? aplgi disitu disebutkan rosulullah membenarkan tindakan sahabat yg hanya mau membantu bila diberi imbalan…..
apa ente yakin hadist itu shahih…?terlepas siapapun yg meriwayatkan hadist itu….,bukankah sangat janggal isinya…,bukan rosulullah bgt gitu loh kelakuannya….,heuheu…
@pisangrebus + sambel pedas
Pikiranmu mengalihkan imanmu,,,
Baca Baik2 Nih,, yg pertama
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.” (Al-Isra`: 82)…Jampi2,,doa2,,atw baca2 yg penting isinya dr alquran dan pelaksanaannya tdk syirik itu sah2 saja..
Yg kedua,,,,
Demikian pula yang diriwayatkan Al-Imam Bukhari rahimahullahu dalam Shahih-nya, dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu, beliau berkata:
“Sekelompok2 shahabat Nabi berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka tempuh. Singgahlah mereka di sebuah kampung Arab. Mereka pun meminta agar dijamu sebagai tamu, namun penduduk kampung tersebut enggan menjamu mereka.
Selang beberapa waktu kemudian, pemimpin kampung tersebut terkena sengatan (kalajengking). Penduduk kampung tersebut pun berusaha mencari segala upaya penyembuhan, namun sedikitpun tak membuahkan hasil. Sebagian mereka ada yang berkata: ‘Kalau sekiranya kalian mendatangi sekelompok orang itu (yaitu para shahabat), mungkin sebagian mereka ada yang memiliki sesuatu.’
Mereka pun mendatanginya, lalu berkata: “Wahai rombongan, sesungguhnya pemimpin kami tersengat (kalajengking). Kami telah mengupayakan segala hal, namun tidak membuahkan hasil. Apakah salah seorang di antara kalian memiliki sesuatu? Sebagian shahabat menjawab: ‘Iya. Demi Allah, aku bisa meruqyah. Namun demi Allah, kami telah meminta jamuan kepada kalian namun kalian tidak menjamu kami. Maka aku tidak akan meruqyah untuk kalian hingga kalian memberikan upah kepada kami.’
Mereka pun setuju untuk memberi upah beberapa ekor kambing3. Maka dia (salah seorang shahabat) pun meludahinya dan membacakan atas pemimpin kaum itu Alhamdulillahi rabbil ‘alamin (Al-Fatihah). Pemimpin kampung tersebut pun merasa terlepas dari ikatan, lalu dia berjalan tanpa ada gangguan lagi.
Mereka lalu memberikan upah sebagaimana telah disepakati. Sebagian shahabat berkata: ‘Bagilah.’ Sedangkan yang meruqyah berkata: ‘Jangan kalian lakukan, hingga kita menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu kita menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi. Kemudian menunggu apa yang beliau perintahkan kepada kita.’
Merekapun menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian melaporkan hal tersebut. Maka beliau bersabda: ‘TAHU DARI MANA KALIAN BAHWA ITU(Al-Fatihah, pen.) MEMANG RUQYAH?’ Lalu beliau berkata: ‘Kalian telah benar. Bagilah (upahnya) dan berilah untukku bagian bersama kalian’, sambil beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa.”
== Mereka meminta upah krn pada saat itu mereka sedang dlm perjalanan dan sangat2 membutuhkan makanan,,Bukan Uang!
== perhatikan huruf besar diatas,,dalam hal ini sebenarnya nabi sudah tau klo Alquran (Alfatihah) itu MEMANG obat, jd nabi tak heran lah terhadap cerita sahabatnya… Kalau saja Hal itu Syirik atw tidak boleh PASTI Nabi sdh melarang, atw marah terhadap Sahabatnya!
Sunnah nabi itu bukan hanya dari perkataannya, jg perbuatannya, atw kadang dari sahabat2 Nabi yg menceritakan sifat2 Nabi…
Semoga cepat dimengerti ya,,, 🙂
Nenek saya jg sering men-jampi-jampi sy klo sakit,,biasanya dibacakan ayat ” Amanarrosuluh bimaa……dst,,atw tabarakkallahu…… trus dia tempelkan tangan ke lidahnya trus diusapkan di sekitar muka sy,,,,dan Alhamdllh, dgn izin Allah sakit sy cepat sembuh
Apa nenek sy itu, anda mau katakan syirik jg?
NB: Nenek sy umurnya sekitar 110-115 Thn sblm meninggal,,beliau dl rajin skl sholat meskipun usianya sdh tua dan tdk dpt melihat, kadang sy papah jika mau prg wudhu.
dan Anehnya Nenek sy tidak pernah belajar ngaji sm guru ngaji tp sangat bisa mengaji..menurut beliau yang mengajarkan ngaji ialah malaikat Jibril yg sering mendatanginya..(bulu kuduk sy berdiri) Wallahu a’lam
Pernah suatu ketika dia diajarkan lg surah yg ayatnya ” Wa inkuntum fi raibim mimmaa nazzalnaa alaa abdina bisyuratin…..dst”
== kemudian sy buka Alquran, Isinya sama persis gak ada berubah, gak ada tambahan sm persis dgn apa yg nenek sy ucapkan dgn tulisan di Alquran(tambah merinding bulu kuduk wktu nulis)..Namun ketika sy tanya nenek sy,,itu surah apaan? ayat keberapa? Beliau gak tau,,yg ia taunya hanya bacaannya..
Surah itu jg yg saya baca, amalkan stlh shalat agar diberi pekerjaan oleh Allah swt. Ketika ujian PNS,,,dan akhirnya Alhmdllh,, sy lulus tanpa bayar Rp.100 pun!(Demi Allah Sy gak Nyogok2)
Subhanallah,,,Alhamdllh….
Alhamdulillah… Pak Muhammad tidak nyogok untuk jadi PNS..mudah2an tetap amanah dalam mengemban dana/uang rakyat dan menjadi teladan bagi yg lain untuk tidak suap menyuap bin sogok menyogok dalam segala urusan….
@Ari
Itu 6 Thn lalu pak ari, waktu itu sy msh umur 18, baru2 lulus SMK trus coba2 mendaftr PNS…
Insya Allah sy akan amanah trhdp Nikmat yg Allah berikan kpd sy,,,
Tp skrng pak Ari,,,miris sy liat pegawai baru di sini, rata2 mereka bayar 60jt! mana anak Pejabat/kepala Dinas jg ikut2an Kolusi! hanya sj kebanyakan dari mereka gak tau apa yg mereka kerjakan dikantor,,tak tau apa yg akan mau dikerjakan,,Yaa..Begitulah klo mendptkan sesuatu hanya dgn Suap! Menyedihkan skali,,,
Ralat ” Wa inkuntum fi raibim mimmaa nazzalnaa alaa abdina Fattu bisyuratin…dst….. sampai Inkuntum shoadikin”
Surah Al baqarah ayat 23.
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.” (Al-Isra`: 82 )
ana tau mksd ente …,itu jg yg dijadikan dalil pembenaran menggunakan bacaan2/tulisan2 ayat al-quran sebagai jampi atau obat…,heuheu….,
menafsirkan kata pemyembuh dlm surat al-isra 82 sebagai obat secara fisik memang adlh tafsir yg plg mudah tp sekaligus semau udelnya sendiri…
bahasa al-quran adlh bahasa sastra yg sangat tinggi,bahasa al-quran jgn dipahami secara tersurat saja tp jg yg tersirat….,kata2 yg digunakan dlm al-quran itu bs bermakna simbolik….
jampi2 dgn doa itu beda bos…,
jampi2/membaca mantra itu mainannya dukun ama tukang sihir…..
menggunakan ayat al-quran sebagai jampi/mantra justru sangat merendahkan al-quran……,ada banyak makna tersirat dlm ayat2 al-quran yg hrs lbh digali untuk menguak banyak misteri kehidupan yg belum terungkap drpd sekedar menggunakan bacaan ayat al-quran sebagai jampi/mantra
“== Mereka meminta upah krn pada saat itu mereka sedang dlm perjalanan dan sangat2 membutuhkan makanan,,Bukan Uang! ”
kl mereka memang sedang kelaparan ,atau butuh makanan knp mereka tdk meminta saja,..bukankah itu jauh lbh baik…
yg diceritkan dlm hadist itu,tdk mencerminkan akhlak sahabat maupun rosulullah yg selama ini kita tau…,yg mau membantu siapapun tanpa pamrih, sekalipun mereka sendiri dlm kesulitan
jd saya meragukan hadist itu…..,siapapun yg meriwayatkannya krn jelas2 bertolak belakang dgn akhlakul karimah rosulullah..
muh4mm4d, so what…?(dgn tdk mengurangi rasa hormat saya trhdp nenek ente) ,,ente hanya mencari pembenaran atas apa yg ente & nenek ente lakukan….
Pak Pisangrebus silahkan mengkaji firman Allah SWT :
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.” (Al-Isra`: 82)
silahkan juga baca-baca di link : http://asysyariah.com/al-quran-obat-segala-penyakit.html
Percuma dikasih link,,org nya gak bakalan ngerti.
Dari dulu jg Nabi sering men-jampi2 tubuhnya sebelum tidur dgn surat Al Ikhlas, Al falaq dan An Nas
iya ya, pisangrebus gitu orangnya
wkwkwkkk…,yuk kita kaji yukkk…,ya ndak papa kl ga sependapat…,nyante aja ga perlu ngotot …,namanya jg diskusi…wekk..kek..kek…
tuh kan ente ngotot…,pdhl udh gua jelaskan….wkwkwk
Kasihan si pisang rebus,,sm skali gak ngerti klo jampi2=baca2=ruqyah
Yg membedakan tukang sihir dgn ruqyah syar’i itu dr pelaksanaannya,,kadang tukang sihir mmg benar membaca alquran, tp hanya spotong2, trus kadang mereka memakai tumbal,,baik hewan darah atau menggunakan simbol2 tertentu..
kl mereka memang sedang kelaparan ,atau butuh makanan knp mereka tdk meminta saja,..bukankah itu jauh lbh baik…
=== “Mereka pun meminta agar dijamu sebagai tamu, namun penduduk kampung tersebut enggan menjamu mereka….”
Si pisang rebus ini selain gak paham hadits, pemahaman dan ilmu bahasa indonesianya masih kurang,, tolong baca baik2 hadits diatas..
dan belajar lah bahasa indonesia yg baik dan benar,,jgn cuma mengikuti hawa nafsu nya Bos,,akhirnya di sesatkan oleh akalnya sendiri….
hahaha..,sok tau loe…,itu kan mnrt ente….,emangnya gua ga boleh ga sependapat ama ente…,wkwkwkwk
Berikut adalah komentar pisangrebus di artikel Lanjutan Diskusi Perdana Akhmad….
Jangan membicarakan ilmu dengan orang yang tidak menghargai ilmu.
Pisangrebus dengan mudahnya meragukan keshahihan hadits tentang ruqyah tapi sama sekali tidak mempertanyakan keshahihan hadits syiriknya ruqyah yang dibawakan Kang Dicky. Tanya kenapa?
Karena itu sesuai dengan hawa nafsunya.
Pisangrebus pun dengan gampangnya mempertanyakan tafsir tentang ruqyah. Tapi dia tidak merasa perlu mempertanyakan tafsir Kang Dicky. Tanya kenapa?
Karena itu sesuai dengan hawa nafsunya.
Tidak perlu sok pintar. Ente sendiri yang mengatakan bahwa kaidah dan aturan menafsirkan adalah bullshit.
kalau dalam tradisi HI, kata-kata KD harus ada tafsirannya… ada kaidahnya…
dan kaidah yang paling masyhur
1. KD selalu benar
2. Jika KD salah lihat kaidah no. 1
huahahaa..,iye…trmsk omongan ente jg bulshitt
gua lbh percaya KD drpd ente,lukman mubarok,PA…..wkwkwkk
@Pisangrebus..
maaf kang.. jika akang meragukan keshohihan hadits tsb dan jika akang meragukan pengetahuan ulama hadits terdahulu.. ada baiknya akang mencari tau lewat ulama mutakhirin atau ust2 sekarang.. ini sekedarkan saling mengingatkan (termasuk sy tentunya) ada baiknya lebih berhati2 dalam memahami suatu hadits.. sebab matan dan sanad juga ada ilmunya.. sekali lagi maaf bukan menggurui anda..
dilanjut… 🙂
Bagi pisangrebus dan jamaahnya, satu-satunya ulama terpercaya adalah Kang Dicky yang dipercaya sanadnya sampai ke rasul lewat time travel.
Kang TD, maaf nih.. bolehkah abdi tumaros sakedik…. Dalam ilmu tafsir hadits ada dikenal istilah matan, sanad, rawi cs…
Saya punya pertanyaan kepada Kang TD atau siapa saja yg bisa menjelaskan :
1. Apakah ilmu tafsir hadits berasal dari Rasululloh, Sahabat, Tabi’in atau generasi2 sesudahnya ?
2. Terjadinya perbedaan waktu Romadhon dan Iedul Fitri adalah karena terjadinya perbedaan pemahaman penafsiran hadits atau karena berbeda cara perhitungan ?….
Penafsiran hadits sudah ada sejak zaman rasul masih hidup. Misalnya, dalam memahami perintah rasul tentang shalat ashar dalam perjalanan menuju Bani Quraidhah.
Ucapan rasul pasti perlu dipahami sebelum bisa dikerjakan. Untuk memahami tentu saja perlu tafsir.
Tapi, di masa para shahabat memang tidak ada ilmu tafsir secara terstruktur. Mereka tidak membutuhkannya karena pengetahuan agama mereka sangat luas, fasih berbahasa Arab, mengalami sendiri kondisi turunnya dalil, dst.
Ilmu agama yang lengkap dan terstruktur baru muncul di zaman para imam madzhab.
sy ga ada ilmunya.. insyaallah dijawab oleh yg lainnya..
sedikit komen untuk no 2..
selisih 1 hari sih.. menurut sy.. duanya ga salah 🙂
kenapa yah kita ga bikin/beli satelit buat liat/ngikutin tuh bulan..
tapiiiiiii…
salah satu tanda kiamat.. bentuk bulan terlihat sama di 2 hari.. ini seolah 1 hari (lupa riwayatnya.. ntar ngintip dulu di buku 🙂 )
@Sebetulnya tidak melebar… hanya membelokkan sedikit dan itu masih ada korelasinya karena berhubungan dengan dalil (hadits)…. Jangan dilihat yg tersuratnya.. (perbedaan waktu sholat iednya atau tenaga dalamnya)… tapi lihatlah yg tersiratnya (pemahaman tentang hadits dan ilmu tafsir hadits)….
Kalau topik utamanya sih “JIMAT” dan dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada yang suka memakainya, ana akan mengatakan : “TIDAK BOLEH PAKE JIMAT” dan “JIMAT TIDAK MENDATANGKAN SUATU KEBAIKAN APAPUN KEPADA YG MEMAKAINYA”…..
Ulama Ahmad Hassan, K.H. Ahmad Dahlan berpendapat bahwa mempelajari ilmu magnetisme sama sekali tidak bisa dipersamakan dengan mempelajari sihir…
Kalau dirunut sanadnya kedua orang tersebut akan sampai kepada Muhammad Abduh… sampai hingga ke Ibnu Taimiyah…..
Di dalam tiap2 urat halus yg ada di dalam otak dan seluruh tubuh manusia tersimpan magnetisme/listrik yang menjadi salah satu unsur pokok dari kehidupan. Asupan listrik yg kurang menyebabkan tubuh menjadi lumpuh, tidak bertenaga… Asupan listrik yang berlebihan menyebabkan kejang2, ayan/epilepsi dsb.
kalau pendapat saya magnetisme itu sihir… sanad saya juga sampai ke K.H. Ahmad Dahlan lho Pak Ari
Seingat ana, contoh magnetisme yang dimaksud oleh Ahmad Hassan dalam Soal Jawab adalah hipnotis yang digunakan dalam dunia medis. Perkara-perkara itu memang tidak ada kaitannya dengan sihir.
Ana sarankan agar Pak Ari tidak sekadar mengklaim fatwa beliau begitu saja. Lebih baik dikutip dulu teks yang dimaksud karena bisa jadi definisi yang Pak Ari pahami berbeda.
Masih ana pelajari semua gerakan2, teknik2 TD/TM dihubungkan dengan magnetisme, sihir dengan membuang dulu amalan/ritual2 kleniknya. Yg baru saya temukan digerakan jurus 1-10 dengan kuda2 digesek mirip teknik aikido dan juijitsu, pengerasan otot perut ada korelasi dengan tenaga (contoh : push up)
Teknik aikido : meminjam tenaga lawan.. mirip hukum archimedes
Pak Ari: Mengeraskan otot perut adalah hal yang alami.
Ada istilah compound training dalam olah raga yaitu gerakan yang menggunakan banyak otot sekaligus. Misalnya gerakan squat yang menggunakan semua otot mulai dari punggung, tangan, perut, hingga kaki. Sebaliknya adalah gerakan isolasi yang hanya fokus pada area tertentu. Misalnya gerakan latihan kaki di fitness yang menggunakan kabel.
Ana tidak tahu tujuan gesekan kaki, apakah itu memang bertujuan untuk menguatkan TM, aura, dst, ataukah untuk tujuan lain yang memang masuk akal, misalnya untuk memperkuat kuda-kuda. Jadi, perlu dikaji terlebih dahulu faktanya.
Menurut ana. Sepertinya Pak Ari masih mencampur adukkan antara TD dengan tenaga fisik. Ini membuat pertanyaan Pak Ari jadi berputar-putar.
tuh kan.. sy, widj, lm, pa.. berpresepsi sama ama tulisan2nya mas ari.. mungkin kalo kata @kang MI sih.. “bandung.. solo.. bandung.. solo” 🙂
@admin and @all
maaf lupa ganti nickname, dan sekalian menyapa @satria muda berlapak jimat.
mas ari itu ga muter2 kalian aja otaknya ga nyampek…yg di otak kalian kan yg ada cuma jin….,huahaha…
Kenapa berputar2… Sebelum masuk blog ini, saya bertemu si A (ahli ibadah bukan ahlul bid’ah) menanyakan pertanyaan X.. jawabannya Y, saya bertemu si B (ahli ibadah bukan ahlul bid’ah) menanyakan pertanyaan yg sama, jawabannya sama… saya bertemu si C (ahli ibadah bukan ahlul bid’ah) pertanyaan dan jawaban yg sama…… bertemu bisa berarti bertemu langsung atau buka situs web….
Begitu kesasar masuk blog Ustadz PA… jadi reuwas, naha jawabanna beda…. itulah dasarnya kenapa berputar, karena saya selalu balik lagi ke si A, B dan C untuk konfirmasi ulang dan komparasi. Jadi beberapa statement/comment saya pun ada yg murni pribadi ada yang campur aduk dengan pendapat orang ada yg murni copas….. Jangan bosan saja berdiskusi dengan saya… Di tempat kerja saya dulu pun saya sempat dicap over kritis…. banyak bertanya & banyak protes kalau teu sreg jeung hate….
Mohon maaf nicknamenya gonta ganti karena ganti2 Notebook sama Ipad… rebutan sama anak…. di Ipad susah utk ganti nickname (maklum rada gaptek)….
Kalau mau membahas jenggot … jenggot ana tuh lebih panjang dari Ustadz PA, cuma jidat ana kagak hitam, soalnya sujudnya pake Tenaga Dalam ..he..he… Ana nggak pernah pake gamis.. soalnya nggak kuat gerah & rada kagok untuk beraktivitas….
Sekadar tambahan referensi bagi para anggota Hikmatul Iman –kecuali pisangrebus– yang masih meyakini fatwa kesyirikan ruqyah dari Kang Dicky.
Mengkritisi Tulisan “Ruqyah, Tamimah dan Tiwalah adalah syirik” Dari Kang Dicky –Guru Utama Hikmatul Iman
wkwkwk
sangat jelas&terang..,ruqyah(jampi) itu syirik….,
maju terus Kang Dicky….,kami trs mendukungmu…..
Tuh kan,, pisangrebus klo sdh dikasi link dan fakta gak bisa berfikir,menganalisis sehingga gak bisa menyimpulkan sesuatu,bisanya hanya menurut apa sj yg dikatakan KD,tanpa mau berfikir kritis, atw melakukan pembanding kaya mas ari…ngomongnya kayak anak kecil klo sdh trdesak, berkoar2 untuk mengalihkan subtansi masalah..
Mmg beda ya jika org2 yg dewasa dan berilmu klau brdiskusi..sesama org dewasa mudah saling memahami, dan saling mengingatkan, gampang ketemunya..beda klau ngomongnya sm anak kecil, susah untuk (dia)mengerti..mana gak mau belajar lg,,gak ngerti hadits,,akhirnya susah nyambungnya!
yah begitulah, dia kan selevel ama anak mami… kerjaannya ol tapi gak gaul
@Om Lukman
nih ada aulia berjimat mentahqiq td :
http://wongalusaceh.wordpress.com/2012/03/31/tahqiq-masalah-tenagadalampersembahan-tuk-kang-dicky-hikmatul-iman-salam-kenal/
hati2 kalo smsan ama beliau.. suka minta pulsa.. 🙂 trus balesnya juga suka ngagetin … “berapa anda ikhlas”?? suka salah kirim..
kayaknya kalo kita bikinin kolomnya (link tsb) bakal seru nih @admin.. 🙂
jauhilah sesuatu yg meragukan,,
yg belum pasti kebenaranya mending ditinggalkan ^^
untuk lebih jelas tentang ruqyah, nt beli buku terbitan pustaka imam syafii tentang ruqyah ada di situ
lukman mubarok…,muh4mm4d .TD… comment dong ke blognya widjojo….,kasian tuh blog nya sepi ga ada yg comment…..,wkwkwkk
Santai aja.. ga komen bukan berarti ga mampir..
ana lagi ada urusan nih ama dukun satria muda… makin dungu aja tuh dukun.
msh mending tuh mas widjo punya blog artinya orgnya kreatif, mau blajar meskipun pendidikannya udah smp esteler (kata ruhut dl kpd mahfud MD), gak gaptek, sedangkan ente??? Meskipun punya blog, paling isinya,,,,,copas aja dr org lain, tp prediksi ana, dia gak punya blog. Artinya orgnya kebalikan dr mas widjo..silahkan artikan sendiri.
huahaahaa…,permisiiii…,toiletnya sblh mana ya’..?
@mas widj..
udah ada klarifikasi belum dari @kang anton.. yg dia bilang rosul belah bulan pake td.. dan rosul mengunakan td lewat kakinya untuk menyerap air..
bikinin aja kolomnya di blog anda.. kalo diblog ini mungkin beliau sungkan klarifikasinya..
dilanjut..
Belum ada kabarnya lagi Pak TD.
waduhhh…,gua dikeroyok nih…..xixixiiixi…..
ooooooo pisangrebus tu jelmaanx wongalus aceh toch,hebat yak ?
@Mas TS..
Bukan mas..
ini begini nih.. gini.. jadi begini.. atau gini aja yah.. 🙂
Mas PR/pisangrebus ini anti wirid kesaktian, jimat, wifiq, anti ruqyah.. sedangkan wongalusaceh penjual ini ngakunya juga peruqyah 🙂 dan dia bilang dalam tahqiqnya.. tenaga dalam/td itu berkolaborasi dengan jin..
jadi gini.. gini qudrohnya.. gini aja yah.. dibuka aja deh link tahqiq di atas.. ana takut salah ngomong 🙂
ooo jadi menurut wongalusaceh HI kolaborasi sama jin to…
permisiii…..,toilet sblh mana ya..?..wkwkwk
Cari aja sendiri dek,,,lupa pk popok ya?
pisang rebus ini sama busuknya ama tai kucing,kayaknya muka pisang rebus ini kayak tai kucing
wkwkwkwk..,akhirnya keluar jg multitester ,specialist mulut sampah…wek..kekk…kekkkk
permisiii…..,toilet sblh mana ya..?..wkwkwk…. nggak berpendidikan.
muh4mm4d,multitester,pisangrebus…. tulong di jaga komennya, jangan kaya anak kecil.
blog anak buah wahaber ini memang SESAT.
jimater pertama komen 🙂
salam salim salam rahayu
cup cup cup..
Pak Z mertua saya sendiri itu juga sukak membikinkan wifik2 terutama utk keluarga termasuk saya he he he.Tapi anak saya yg pertama yg bermanhaj Salafy saya dikandani bahwa apa yg dilakukan mBah Z itu kerjaan Jin.Saya tadinya menolak masak mBah Z yg katanya bisa ngambah alam lain yg nikmat sekali rasanya kok malah ilmunya dari Jin.Juga ketika Haji beliau sempat ngambili batu2 dari Gua Hira,dari Jabal Rahmah,Jabal Qurban dan Jabal Tsur tur disana sempat ketemu Rasul,Abu Bakar dan Umar.Bahkan ketemu Ibrahim AS,Ismail As dan Siti Hajar.Sepulang ditanah air mBah Z jadi ampuh wong batu2 tsb bisa memperlihatkan gambar kayak video opo ora edan.Tapi akirnya saya sekarang sudah percoyo bahwa Manhajnya Mbah Z yg Sufy Modern itu gak bener,padahal jin2 yg kaliber gede saja pada tunduk,sebab dia menolak kalau dikasih uang oleh customernya.Nyairo Kidul saja kalau ketemu mBah Z nyalami:assalamualaikum.
Mangku Widjoyo
pisang rebus ne pacarnya KD y tiap omongannya di dengerin semua meski itu salah… q stuju ma ente seorang istri harus patuh ma suaminya… dasar pisang rebus HOMO
melebar kemana bahasannya.
buat rejeki kan lelakunya gampang: shalat dhuha, sedekah & minta restu/doa orang tua. insyaallaah rejeki seberapapun dapatnya tetap barokah.
sungguh aneh…
dukun koq menuduh dukun…
asal antum tau. di blog antum ini banyak teknik ruqyah yg apabila inti metodenya diambil oleh org yg sejenis dukun. akibatnya akan tercipta ilmu2 sihir baru dgn cara memantrakan alquran…
al-hujuraat 11 : Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain, boleh jadi (yang diolok-olokkan) itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mengolok-olok kumpulan lainnya, boleh jadi yang diolok-olokkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim
al-hujuraat 12: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
kontro versiny byk sngt bernafaat ..saya sependapat dengan pak luqman mubarok
@pisang Rebus = anda boleh aja membuat artikel sperti diatas,tapi jangan menjelek2kan yg Lain apalagi mengatakan seseorang dgn “DUNGU”…ingat ‘diatas Langit masih ada Langit’ .sbenarnya artikel anda cukup menarik namun ternodai dengan PoLa Pikir anda yg tdk ReLevan.
Syirik itu adalah cara pandang kita dalam menyingkapi sesuatu.sperti kita kedokter pabila sakit..apa Dokter itu yg menyembuhkan kita?dan apakah bila kita tergantung pd obat2an yg diolah sama orang2 kafir juga mengandung syrik?
ALLah swt mengilhami iLmu kpd hamba2nya sesuai keahlian tiap2 insan.
Jadi biarkan saja saudara2 kita membantu saudara2 kita yg Lain dgn iLmu mreka masing2..asalkan tetap berkiblat kpd iLmu tauhid.
Oia”ngomong2 ngapain malaikat jibril nemuin nenek ente?emang nenek ente Nabi?etdaaaah…
Dan untuk temen2 yg Lain,,jangan terLalu berLebihan menanggapi Pisang Rebus,,artikel dia juga ada iLmu yg baik juga kok..mungkin dari mengenai Hadits aja yg agak kurang kesohih-annya..
Dari diskusi ini cukup banyak manfaatnya buat kita semua,ambil yg baiknya dan untuk yg kurang baik,jangan dibuang dulu jadiin pengalaman aja ya guys.
Salaamu’alaikum
DASAR SETAN ARAB BIKIN RUSUH6 DUNIA PERSILATAN AND PERDUKUNAN AJA LO.
SODARA2 SEKALIAN SEMUANYE NYANG NYAKSIIN NI TANTANGAN JIKA SI PERDANA AHMAD KAGAK BISE NGEBUKTIIN OMONGANNYE. BERANI KAGAK DIA JADI KAFIR KALO EMANG KAGAK BISE NGEBUKTIIN.!
INGAT HARUS JADI KAUM KAFIR KALO KAGAK BISE NGEBUKTIIN.
CEPAT BUKTIIN KEBENARAN DARI OCEHAN LO SECARA REAL SUPAYE SELURUH ORANG DI DUNIA TAHU SIAPA NYANG HAYA BISE NGEBACOT AND MANE ORANG NYANG BENER2 BLAK’-BLAKAN.KEBENARAN H6ARUS DIBUKTIKAN ,BUKAN H6ANYA DIOMONGIN DOANG …………!
KALO CUMA OMONG DOANG SEMUA ORANG NYANG KAGAK BISU AND GAGU SEMUANYE PASTI JUGE BISA …….!
MAMFUS AND MAMFUS AJE DEH LO.
MAKAN TU TANTANGAN…..!
BIASANYE LO KAN NYANG NANTANGIN ORANG. SEKARANG LO NYANG GUA TANTANGIN.
MAKAN AJE DEH TU TANTANGAN.
AKHIRNYE KENA BATUNYE JUGA KAN LO……!
MAKANYA JADI ORANG TU JANGAN BELAGU.
SEGALA SESUATUNYA HARUS DIBUKTIKAN SECARA REAL AGAR SEMUANYE TAHU.NYANG NAMANYE KEBENARAN TU HARUSNYE KAGAK ADA NYANG NAMANYA RAHASIA2 AN PALAGI MISTERI’-MISTERIAN, SEMUANYA HARUS DIBUKTIIN SECARA GAMBLAN AND BLAK’-BLAKAN. ITU BARU GENTLE….!
KALO KEBENARAN HARUSNYE TU DI BEBERKAN KEPADA SELURUH MASYARAKAT.TAPI KALO MAHSIH ADA RAH6ASIA /MISTERI ITU BIASANYA KEBUSUKAN.
DALAM KEBENARAN SEJATI ITU BIASANYA KAGAK ADA RAHASIA,CUMA KALO YANG ADA RAHASIA BIASANYA ITU BUKAN KEBENARAN TETAPI KEBUSUKAN.
KEBENARAN SEHARUSNYA TIDAK DITUTUPI.
KALO ADA NYANG DI TUTUPI BIASANYA TU AIB BUKAN KEBENARAN.
AIB AMA KEBENARAN ITU KAN BEDA JAUH.
KAYAK PEJABAT2 KORUP ITU BIASANYA SUKA MAEN RAHASIA2 AN ITU WAJAR KARENA ITU EMANG AIB.
TAPI KALO KEBENARAN HARUS DIBABARKAN BIAR SELURUH UMAT MANUSIA TAHU APA YANG NAMANYA KEBENARAN.
SELAMAT MEMBUKTIKAN ,AND SELAMAT MAKAN TU TANTANGAN…….!
NAH NYAHOK KAN LO SEKARANG.
ORANG KAYAK GITU KALO KAGAK DITANTANGIN BIASANYA SUKA NGELUNJAK.
bener bang tantangin aje tu orang songong.
mati kutu deh kan lo sekarang.
hari gini blagu.
E aing jadi seneng kalo sekarang udah ada yang nantangin akang perdana ahmad biar dia tiadk sombong.
akang jadi orang jangan sombong a tu.
hadis tu benar diucapkan oleh rosul..tp belum tentu benar diucap kan oleh umat ny.rosul benar hadistny,karna benar pula ahlak ny.
islam jgn dilihat dari satu sisi saja.perluas pandangan kalian tentang ciptaan allah klo memang tau akan rahasia allah(meskipun hanya sedikit)
Mau tanya neh.. kalo mempelajari Aura itu salah satu bentuk kesyirikan gak yah??
pelajari hakikat aura di https://metafisis.wordpress.com/2011/03/11/hakikat-aura/
Assalamu alaikum wr wb,sebelumnya saya mohon maaf dan mohon maaaaf yang sebesar-besarnya pada panjenengan semua,saya yang bodoh ini ,dan awam ikut nimbrung kerna kesasar,setahu saya dalam islam kan kita bersaudara,kok jadinya begini saling serang saling melontarkan makian cacian,pemasalahan habisnya,yang dibicarakan agama yang keluar cacian,jangan sampai akhirnya jadi dendam tiada berkesudahan,kasian agama kita,jauh dari rasa damai,memang di negara kita sudah banyak orang pintar tapi tidak ada yang menyatukan umat,ramadhan berbeda,lebaran berbeda apakah ini yang di tuntunkan rasulullah,katanya perbedaan adalah rahmat, mana…..malah membuat perpecahan,Al qur’an ,menuntun kita :janganlah kita mencerai beraikan agamamu seperti orang2 terdahulu,tapi kenyataannya hanya diskusi begini sudah memaki,mencaci. Kalau mau panjenengan diskusi jangan pembenaran tapi kebenaran di forum, pakai moderator, datangkan para sesepuh agama dan orang2 yang dianggap melenceng semoga Allah membukakan hatinya kalau dia bersalah,tapi kalau tidak kita harus legowo bukan otot2an,maaaf sekali lagi,kita semua saudara seagama.wassalam
maaf :janganlah kamu mencerai beraikan agamamu seperti orang – orang sebelum kamu
asalamualaikum wr wb Bapak mohon bantuannya buatkan saya contoh tulisan rajah/jimat penolak ilmu gendam sirep atau ilmu sihir lainnya soalnya didaerah tempat tinggal saya sudah banyak korban pencurian dengan jalan ilmu ghaib tolong y pak kirimkan ke email saya rmf.sagitavirgo@gmail.com
asslmualaikum, ust PA tlg dibahas juga ttg Raja Ryzal Kelayang dan perguruan orang buniannya, syukran
Assalam ww
Lihatlah keyakinan pria dalam hadits ini sama persis dengan Ki Umar, yaitu gelang tadi _hanyalah sebagai sebab_, namun tetap yang menyembuhkan adalah Allah. Ini pun tetap Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam _larang_.
Maaf baru tahu ada diskusi rame..
saya pemula dalam hal agama tapi saya suka dg diskusi..soalnya sangat menambah keilmuan..
Biar g melenceng kemana mana sya mau tanya donk, itu kok gak sama ya..amtara terjemahan hadits dan kesimpulanya…padahal yg nerjemahin hadits dan yang nyimpulin satu orang…
Mksd saya kata (namun tetap yg menyembuhkan adalah alloh) ini kesimpulan diambil dari terjemahan hadits yg mana? .1
2. Apakah meminta pertolongan pada selain alloh itu dapat dipastikan syirik?atau sebatas mana yang bisa membuat syirik..mohon diperinci ya..mksd sya penentu dr syirik itu apakah semisal melihat niat, tujuan, media, logis atau tidaknya ritual, atau dan lain sebaginya?
Atau tidak ada batasan sama sekali, yg sehingga memohon apapun pada selain alloh itu syirik.? Entah bagaimanapun praktek atau medianya.
3. Konsep ketuhanan apakah memang harus bener2 pure/menyeluruh dalam semua aspek kehidupan?
maksud pertanyaan sy begini: apakah dalam keseharian kita diwajibkan menggunakan konsep ketuhanan yg utuh?misalnya dalan zahirnya kita harus melakukan setiap hal yg ada tuntunanya dan juga bathinya kita juga harus menyandarkan setiap pekerejaan kita pada alloh.
Sya islam sejak lahir..namun baru akhir2 ini sya merasa butuh pada islam, sebelumnya sy cuek bgt about religion.
Sekian dulu mohon dijawab ya ustadz perdana..semoga bisa menjadi pintu huda kita semua ammien