UPDATE Daftar 34 Korban Sriwijaya Air SJ 182 yang Berhasil Diidentifikasi: Ada Pilot NAM Air

UPDATE Daftar 34 Korban Sriwijaya Air SJ 182 yang Berhasil Diidentifikasi: Ada Pilot NAM Air

Jumlah korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang berhasil diidentifikasi bertambah menjadi 34 orang. Hal ini setelah pada Senin (17/1/2021), tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri Kramat Jati kembali berhasil mengidentifikasi lima korban. Dari lima korban yang teridentifikasi itu, di antaranya terdapat seorang pilot NAM Air, pramugari Sriwijaya Air dan balita berusia 2 tahun.

Diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari lalu, mengangkut 62 orang, terdiri dari 6 kru dan 56 penumpang. (Urut dari korban yang teridentifikasi paling baru) Rahamnia Ekananda berasal dari Kediri, Jawa Timur.

Ia terbang ke Pontianak dengan menumpang Sriwijaya Air SJ 182 bersama dengan dua putrinya dan seorang perawat bayinya untuk menyusul sang suami yang bertugas di Lanud Supadio, Pontianak. Fathima Ashalina Marhen adalah balita berusia 2 tahun. Gita Lestari Dewi merupakan pramugari Sriwijaya Air.

Almarhumah berasal dari Kota Bekasi. Athar Rizki Riawan adalah anggota keluarga dari korban Toni Ismail yang sudah lebih dulu teridentifikasi (nomor 13). Didik Gunadi adalah pilot NAM Air.

Ia berasal dari Kota Bekasi. Didik naik Sriwijaya Air SJ 182 sebagai penumpang karena hendak menerbangkan pesawat NAM Air dari Pontianak ke Solo atau Surabaya. Tidak banyak catatan tentang Iuskandar.

Yunni Dwi Saputri adalah pramugari Sriwijaya Air. Sebelumnya, identitas Yunni Dwi Saputri lebih dulu ditemukan oleh tim penyelam. Oke Dhurrotul Jannah adalah pramugari NAM Air.

Ia ikut menjadi korban Sriwijaya Air karena menjadi kru tambahan. Dalam manifest penumpang yang telah dirilis resmi Sriwijaya Air, Oke nomor 44. Oke Dhurrotul tinggal di Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Fao Nuntius Zai adalah bayi berusia 11 bulan dari Arneta Fauziyah, ibu asal Serang. Arneta Fauziah (39) adalah warga Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang Banten. Wanita ini terbang bersama tiga anaknya yakni Zurisya Zuar (P) berusia 8 tahun, Umbu Kristin Zia (P) berusia 2 tahun dan Fao Nuntius Zai (11 bulan) (L).

Arneta berencana menyusul suaminya yang bekerja di Kalimantan. Yayu, Asisten Rumah Tangga (ART) Arneta, menceritakan saat terakhir bertemu dengan majikannya tersebut. Ia mengatakan mengalami sejumlah firasat.

Menurut Yayu, saat tiba di bandara, majikannya mencium bau bunga melati, namun dirinya tidak. Yayu pun lantas tidak menggubris obrolan dengan majikannya tersebut karena tidak percaya dengan hal hal mistis. "Ibu (Arneta) itu pas di bandara bilang ke Saya kalau bau bunga melati. Tapi, saya enggak kecium apa apa," ujar Yayu, ART Arneta yang juga ikut mengantar ke bandara, Senin (11/01/2021).

Arifin Ilyas berasal dari Kebumen, Jawa Tengah. Ia bekerja sebagai teknisi di Jakarta. Makrufatul Yeti Srianingsih adalah istri dari Mantan Ketua Umum PB HMI, Mulyadi P Tamsir yang turut menjadi korban.

Makrufatul adalah dosen Politeknik Negeri Pontianak (Polnep). Beben Sopian berada di Sriwijaya Air SJ 182 bersama istrinya, Razanah. Sebelum pesawat lepas landas dan dinyatakan hilang kontak, Razanah sempat mengirimkan foto bersama suami ke keluarganya.

Razanah bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Ketapang. Ia menduduki jabatan Kabid Pengendalian Pencemaran dan Pemelihara Lingkungan Hidup (Perkim LH) Kabupaten Ketapang. Kepala Dinas Perkim LH Ketapang Dennery pun melihat ada nama pegawai Dinas Perkim LH dalam daftar penumpang Sriwijaya Air.

Razanah diduga melakukan perjalanan ke Bandung dan hendak kembali ke Pontianak melalui Jakarta. Di Bandung, kata Dennery, Razanah pergi untuk berobat. Nelly adalah penduduk Ketapang, Kalimantan Barat.

Sebelumnya, KTP dan barang Nelly lainnya ditemukan oleh tim penyelam. "Ada kartu tanda penduduk dari Kalimantan Barat, Ketapang. Atas nama Ibu Nelly," ujarnya, dikutip dari siaran YouTube Kompas TV, Selasa. "Identitasnya perempuan, golongan darah O, agama Katolik, pekerjaan ibu rumah tangga," lanjutnya.

Selain KTP, tim juga menemukan uang dan telepon genggam di kantong korban. "Ini KTP yang kita temukan di dalam kantong, yang didalamnya ada uang pecahan Rp 50 ribu, ada kartu rapid, ada handphone," jelas Yayan. Rizky Wahyudi adalah anak dari korban nomor 18, Rosi Wahyuni.

Rosi Wahyuni adalah warga Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Ia naik pesawat Sriwijaya Air bersama anaknya Rizki Wahyudi, menantunya Indah Halimah Putri, cucunya yang berusia tiga bulan, Arkana Wahyudi dan kerabat lainnya, Nabila Anjani. Rapin (40) adik bungsu Rosi Wahyuni menceritakan, sebelum kejadian jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, kakaknya dijemput Rizki Wahyudi.

Rencananya, Rosi Wahyuni akan ikut tinggal bersama anaknya, di Ketapang, Kalimantan Barat. Rapin mengenang momen saat Rosi berpamitan kepada dirinya. Ketika itu, Rosi sempat menyebutkan tidak akan pernah pulang lagi ke Bangka dan ingin tinggal selamanya di Kalimantan bersama Rizki.

"Sekarang kata kata itu baru terkenang, ibu Rosi pernah bilang tidak akan pulang lagi ke Bangka akan tinggal di sana selamanya,'' katanya. ''Kalaupun dia meninggal ia tak ingin dibawa pulang ke Bangka, minta dikuburkan di Kalimantan saja. Baru sekarang kepikir dengan kata kata itu," sebutnya. Rahmawati adalah istri anak dari korban nomor 13, Toni ismail.

Putri Wahyuni berasal dari Pekanbaru, Riau. Putri berasal dari Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau. Putri saat itu terbang bersama suaminya, Ihsan Adhlan Hakim

Mereka hendak menuju Pontianak, Kalimantan Barat, untuk mengadakan syukuran usai menikah pada Maret 2020 lalu. Isti Yudha Prastika (34) adalah pramugari Sriwijaya Air. Ia berasa dari Pamulang, Tangerang Selatan.

Dinda berada dalam Sriwijaya Air SJ 182 untuk pulang ke Pontianak. Ia berlibur di Jakarta diajak oleh istri dari Kadislog Lanud Supadio. Ibunda Dinda bekerja di rumah Kadislog Lanud Supadio.

Toni Ismail terbang bersama istrinya Rahmawati serta anaknya, Ratih Windania, serta dua cucunya, Yumna Fanisyatuzah dan Athar Rizki Riaman. Mereka kembali ke Pontianak setelah menghadiri acara keluarga dan berlibur di Bandung. Mia Tresetyani adalah pramugari Sriwijaya Air.

Ia berasal dari Bali. Kakak korban mengatakan, seharusnya Mia tidak di penerbangan tersebut. Namun, jadwal Mia tiba tiba diganti.

Direct Manager Sriwijaya Air Bali, Hendrik Ardiansah, mengatakan Mia adalah pramugari terbaik. Tidak banyak catatan tentang Yohanes Suherdi. Namun, jenazahnya tiba di Bandara Supadio pada Sabtu (16/1/2021) pagi.

Pipit Piyono (25) warga Tulangbawang Barat, Lampung. Paman korban, Sabar mengungkapkan keinginan terakhir Almarhum Pipit Piyono sebelum berangkat untuk mengadu nasib ke Pontianak sebagai pekerja bangunan. "Sebelum dia (Almarhum Pipit) berangkat untuk mencari kerja, memang sempat titip salam (ucapan). Andai kata saya nggak ada minta tolong kuburkan sebelah anak saya," kata Sabar saat ditemui di Terminal Kargo Bandara Raden Inten II Lampung, Sabtu (16/1/2021).

Supianto merupakan warga Pontianak. Sebelumnya, Supianto sebagai TKI di Sarawak, Malaysia. Supianto terbang bersama dengan istrinya, Rusni (44) dan anaknya Abida Dania (2).

Ihsan Adhlan Hakim nomor manifes 49. Ihsan Adhlan Hakim adalah warga Kabupaten Mempawah. Ia merupakan pengantin baru yang menikah pada Desember 2020.

Ihan Adhlan Hakim terbang bersama dengan istrinya, Putri Wahyuni. Mereka berencana menggelar resepsi di Mempawah pada Sabtu (16/1/2021) kemarin. "Rencananya Sabtu depan ini (Sabtu kemarin, Red) acara ngunduh mantu di Gedung PCC," kata Arwin Amru Hakim, adik kandung Ihsan saat ditemui di posko crisis center Gedung Graha Chandra Dista Wiradi, Bandara Internasional Supadio Pontianak, Sabtu (9/1/2021).

Ricko merupakan karyawan PLN sejak 2013. Ia bekerja di PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Kalimantan Bagian Barat dan sehari hari berdinas di Kota Pontianak. Sebelum pulang dengan naik Sriwijaya Air SJ 182, Ricko bertolak ke Jakarta untuk bertugas menyelesaikan program Sertifikasi Manajemen Mutu ISO 9001 dan Kinerja, sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai Asisten Manajer Perencanaan Sipil pada Unit PLN tersebut.

Agus Minarni tercatat sebagai warga di Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Jenazahnya teridentifikasi dari sidik jari jempol kanan. Ia tercatat di manfest nomor urut 52.

Berdasarkan informasi, Agus Minarni terbang bersama suaminya, Muhammad Nur Kholifatul Amin. Agus Minarni tercatat sebagai guru SMAN 1 Mempawah, yang dibenarkan oleh Kepala SMAN 1 Mempawah, Musa Alamsyah. Tujuan Agus Minarni ke pulau Jawa adalah pergi melayat mertuanya yang meninggal.

Indah Halimah Putri merupakan warga asal Desa Sungai Pinang II, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir. Indah terbang tak seorang diri. Di dalam pesawat naas itu, Indah terbang bersama dengan suaminya, Rizki Wahyudi dan putra mereka Arkana Nadhif.

Ikut juga sang mertua Rosi Wahyuni dan keponakan Rizki, Nabila Anjani Asy Habul Yamin merupakan saudara kandung Faisal Rahman, YouTuber asal Sintang, Kalimantan Barat, yang juga terdaftar dalam manifes Sriwijaya Air SJ 182. Jenazah Asy Habul Yamin masuk dalam manifes nomor 40.

Ia lahir di Sintang, 31 Mei 1984. Ia beralamat di Kelurahan Patukangan Selatan di Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Asy Habul Yamin pergi ke Jakarta bersama kakaknya untuk keperluan bisnis.

Khasanah terdaftar sebagai manifest nomor 28. Berdasar data KTP nya, Khasanah lahir di Lamongan 28 Desember 1970. Ia beralamat di Kecamatan Pontianak Barat, Kalimantan Barat.

Fadly Satrianto adalah Co Pilot Sriwijaya Air SJ 182. Ia menjadi korban kedua yang terindentifikasi bersamaan dengan dua korban lainnya. Fadly Satrianto lahir di Surabaya, 6 Desember 1982.

Berdasarkan data e KTP, Fadly Satrianto beralamat di daerah Pabean Cantian, Jawa Timur. "Ini (Fadly Satrianto) terdaftar pada nomor manifest 31. Dan ini ternyata adalah co pilot dari pesawat Sriwijaya Air," ucap Kapus INAFIS Polri Brigjen Pol Hudi Suryanto di RS Polri Jakarta, Selasa (12/1/2021). Okky Bisma adalah korban pertama yang berhasil diidentifikasi.

Ia adalah pramugara Sriwijaya Air. Pria kelahiran 12 Desember 1991 ini merupaan warga Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Identifikasi terhadap Okky Bisma berhasil dilakukan setelah tim identifikasi mencocokkan bagian tubuh korban dari sidik jari dengan sistem data yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *